Hipotesis Pembentukan Tata Surya, Materi Penyusun Planet Bercincin di Tata Surya, dan Dampak Penggunaan Iptek Terhadap Anak
Tata Surya adalah kumpulan benda
langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari
dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya.
Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet
yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami
yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor,
asteroid,
komet)
lainnya.
Berikut ialah
beberapa hipotesis tentang terbentuknya tata surya beserta tokoh-tokohnya :
1. Hipotesis Nebula
Hipotesis
nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688–1772) tahun 1734 dan disempurnakan
olehImmanuel Kant (1724–1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa
juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplacesecara
independen pada tahun 1796.
Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace,
menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut
ini terbentuk dari debu,
es, dan gas yang disebut nebula, dan
unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut
itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan
akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut
dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke
sekeliling matahari. Akibat gayagravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan
suhunya dan membentuk planet-planet dan satelitnya. Laplace berpendapat bahwa
orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari
pembentukan mereka.
2. Hipotesisi Protoplanet
Teori ini
dikemukakan oleh Carl von Weizsaecker
kemudian disempurnakan oleh Gerard
P.Kuiper pada tahun 1950. Teori
proto planet menyatakan bahwa tata surya terbentuk oleh gumpalan awan
gas dan yang jumlahnya sangat banyak.Suatu
gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk
gumpalan bola.Pada saat itulah terjadi
pilinan yang membuat gumpalan bola menjadi pipih menyerupai cakram (tebal
bagian tengah dan pipih di bagian tepi).Karena bagian tengah berpilin lambat
mengakibatkan terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan
cahaya(Matahari).Bagian tepi cakram berpilin lebih cepat sehingga terpecah
menjadi gumpalan yang lebih kecil.Gumpalan itu kemudian membeku menjadi planet
dan satelit.
3. Hipotesis Planetisimal
Hypotesisi ini
dikemukakan oleh T.C Chamberlein
dan F.R Moulton. mengemukakan
teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas
bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang
melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas
di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas
matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi
dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke
luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar
mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas
berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan
terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal.
Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung
menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet.
4. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis
pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap
terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir
bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan
bintang lain tersebut oleh gayapasang surut bersama mereka, yang kemudian
terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold
Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu
hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan
keberatannya atas hipotesis tersebut.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis
bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915–2001) pada tahun 1956. Hipotesis
mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir
sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan
serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang
tidak meledak dan mulai mengelilinginya.Karena adanya gaya gravitasi serpihan
yang letaknya berdekatan bergabung sedikit demi sedikit dan akhirnya membentuk
planet, dan terbentuklah susunan tata surya.
6. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom
Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis
kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang
berputar membentuk cakram raksasa.
Dari
beberapa hipotesis yang dikemukakan para ahli diatas, hipotesis yang menurut
saya lebih tepat dalam pembentukan tata surya adalah Hipotesis Nebula. Karena
hipotesis ini lebih tua dari segi tahun pengemukakanya, lebih detail dan lebih
runtut dalam menjelaskan awal pembentukkan matahari dan disusul planet-planet
serta satelit-satelitnya dan benda angkasa yang lain dari perputaran kabut
raksasa/ nebula dibanding hipotesis-hipotesis yang lainnya. Hipotesis ini
pertama dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg
dan disempurnakan Immanuel Kant (1755) dan kemudian dikembangkan oleh Laplace
(1796). Menurut saya, dengan adanya pengembangan dan penyempurnaan dalam
hipotesis nebula, hipotesis ini lebih kuat dalam pembentukkan tata surya
dibanding hipotesis-hipotesis yang lainnya.
Terbuat dari apa Cincin
Jupiter, Saturnus, dan Uranus?
1.
Cincin
Jupiter
Cincin
Jupiter tak bisa kita nikmati menggunakan teleskop. Cincin Jupiter
memiliki beberapa komponen antara lain cincin halo, cincin utama dan cincin
gossamer. Cincin Halo merupakan bagian terdalam berupa awan tebal yang berada
pada jarak 92 000 km – 122 500 km dari inti Jupiter. cincin utama yang lebih
tipis dan sempit berada pada jarak 122500 km – 128940 km dari pusat Jupiter.
Pada bagian ini terdapat juga partikel-partikel besar yang mengisi bagian cincinnya.
Cincin Gossamer yang redup dan terbagi atas dua bagian yakni Cincin Almathea
(yang dekat ke Jupiter) dan Cincin Thebe. Dilihat dari citra resolusi tinggi
yang diambil oleh Galileo, tepi atas dan bawah cincin Thebe akan terlihat lebih
terang dibanding bagian pusatnya. Para astronom memprediksikan bahwa materi
penyusun cincin utama tak lain merupakan materi-materi yang terlempar dari
satelit Adrastea dan Metis
2.
Cincin Saturnus
Para
ahli memperkirakan materi pembentuk cincin ini adalah bongkahan-bongkahan es.
Kalau cincin Saturnus terbuat dari lempengan padat, bias jadi hancur oleh gaya
sentrifugal. Namun, jika cincin ini terbuat dari bahan cair, cincin akan
bergelombang karena gaya sentrifugal. Jadi, sampai saat ini perkiraan materi
pembentuk cincin Saturnus adalah yang sudah disebutkan diatas.
Semua
partikel yang membentuk cincin Saturnus ini beragam ukurannya. Mulai dari
partikel sebesar debu hingga partikel sebesar tank. Karena terdiri dari es,
maka cahaya yang diterima cincin ini sebagian besar dipantulkan lagi. Karenanya
cincin Saturnus Nampak terang.
Cincin
Saturnus merentang lebih dari 40.000 km. Ketebalannya sangat tipis, hanya dalam
beberapa kilometer. Atau dengan kata lain, cincin saturnus sangat tipis.
Mengapa? Karena gaya yang bekerja pada cincin ini. Semakin dekat cincin dengan
Saturnus, maka semakin cepat pula kecepatan orbitnya. Partikel-partikel ini
saling mempengaruhi lewat tumbukan.
3.
Cincin Uranus
Sebagian besar materi di sistem cincin Uranus
barada dalam 9 cincin tipis yang terletak pada jarak 41000 – 52000 km dari
pusat planet. Partikel penyusun cincin Uranus yang terlihat dari Bumi memiliki
ukuran yang hampir sama dengan cincin utama Saturnus yakni ~1cm – 10 m. Namun
di bagian cincin epsilon, susunannya terdiri dari balok-balok es yang berukuran
beberapa kaki. Cincin epsilon juga ditemukan memiliki warna abu-abu, dengan
satelit Cordelia dan Ophelia bertindak sebagai satelit penggembala bagi cincin
tersebut. Selain itu di sepanjang 9 cincin Uranus, juga terdapat
partikel-partikel debu halus yang terdistribusi renggang mengisi cincin
tersebut.
Partikel
yang menyusun cincin Uranus memiliki warna yang sangat gelap dan tampak segelap
asteroid dan meteorit carbonaceous chondrite. Diperkirakan partikel-partikel
tersebut terdiri dari es yang teradiasi gelap, yang merupakan campuran dari
hidrokarbon kompleks yang melekat pada es saat terbentuk.
Dampak Iptek terhadap Anak
Dampak positif
1.
Anak dapat menggunakan aplikasi
untuk belajar seperti pengetahuan dasar dalam membaca, berhitung, dan
lain-lain.
2.
Membuat anak-anak tertarik dalam
belajar.
3.
Menambah ilmu dan wawasan dengan
segala informasi yang dapat diakses.
Dampak Negatif
1.
Anak-anak bisa
ketergantungan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi.
2.
Anak-anak akan
cenderung mengerjakan tugas sendiri dengan bantuan internet dari pada belajar
berkelompok yang disitu banyak sekali hikmah-hikmah yang terkandung dalam nilai
kebersamaan.
3.
Dapat terpengaruh
kedalam pergaulan yang tidak baik karena kurang control dari teman ataupun dari
orang tua.
4.
Karena
teknologi memberikan banyak kemudahan, tidak sedikit anak-anak tidak sabar dalam
menghadapi kelambatan dan kesulitan.
5.
kemajuan
teknologi berdampak pada kurangnya sosialisasi anak pada teman-temannya karena
lebih menyukai menyendiri dengan permainan teknologinya.
Contoh kasus dalam kehidupan nyata
adalah orang tua memberikan handphone untuk kepentingan anak dalam belajar agar
tidak gagap teknologi, malah dimanfaatkan si anak untuk bermain game online
yang berujung pada kecanduan game si anak.
Cara menghindari dampak negatif
penggunaan iptek pada anak-anak:
1.
Mengawasi lebih ketat anak dalam
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, untuk belajar khususnya dalam
pengaksesan internet.
2.
Taruh Komputer, Laptop, TV dan
teknologi informasi dan komunikasi lainnya di ruang keluarga dan jangan di
kamar anak.
3.
Tidak menjadikan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana satu-satunya anak dalam
belajar, membaca buku adalah yang utama dalam belajar.
4.
Adanya pembatasan pengaksesan
pemakaian teknologi informasi dan komunikasi kepada anak. Lebih baik
mengaksesnya pada weekend, dan weekday.
5.
Untuk mencegah kecanduan penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi, orang tua harus membuat kesepakatan dengan
anak tentang waktu pengaksesannya agar si anak bisa mengatur waktunya dengan
baik. Lebih baik mengaksesnya pada weekend, dan weekday.
Sources:
Komentar
Posting Komentar